Ilustrasi
PASURUAN - ZONA INFO 1 - Peristiwa yang mencoreng institusi Polres Kota Pasuruan kembali terjadi, setelah sebelumnya salah satu anggotanya kedapatan merekam wanita di kamar mandi. Kali ini seorang pensiunan polisi mengancam warga dengan senjata laras panjang yang diambil dari ruang penjagaan Polresta.
Peristiwa penodongan ini terjadi Senin malam pekan ini di Jalan Gajah Mada, dekat Mapolresta. Saat itu sang pensiunan DDT (60) mengancam Sodik dan Mansyur warga Bugul Lor, Kota Pasuruan.
Penodongan ini terjadi setelah mobil Terrios milik Mansyur digadaikan oleh Imam warga Sukorejo tanpa sepengetahuan sang pemilik. DDT yang mengaku sebagai pengacara Imam berniat membela Imam. Padahal, menurut Mansyur, Imam telah membuat surat pernyataan akan mengembalikan mobil itu pada 10 September lalu.
Setelah lewat batas waktu yang telah dijanjikan, Mansyur pun menanyakan keberadaan mobilnya kepada Imam. Namun, setelah bertemu di Jalan Gajah Mada, Mansyur dan temannya Sodik diancam oleh DDT dengan senjata api laras panjang.
Belakangan diketahui bahwa senjata laras panjang itu adalah milik Mapolresta yang disimpan di ruang penjagaan piket. Belum diketahui bagaimana DDT yang bukan lagi sebagai anggota polisi aktif bisa mengambil senjata tanpa diketahui anggota polisi yang sedang piket.
Seperti biasa, Kapolres Pasuruan AKBP Atih Nursani Purwati tidak memberikan penjelasan terkait hal ini. Keterangan Kasi Propam Ipda Kusmindar, saat ini Propam sudah memeriksa anggota penjagaan yang sedang piket malam itu terkait keteledoran mereka.
Bila terbukti bersalah, mereka akan dikenai sanksi disiplin karena DDT sudah bukan lagi sebagai anggota polisi aktif.
“Penggunaan senjata api merupakan tanggungjawab anggota yang sedang piket,” jelas Kusmindar.
Sedangkan Mansyur yang ditodong dengan senjata laras panjang itu mengaku takut dan merasa terancam jiwanya.
Peristiwa penodongan ini terjadi Senin malam pekan ini di Jalan Gajah Mada, dekat Mapolresta. Saat itu sang pensiunan DDT (60) mengancam Sodik dan Mansyur warga Bugul Lor, Kota Pasuruan.
Penodongan ini terjadi setelah mobil Terrios milik Mansyur digadaikan oleh Imam warga Sukorejo tanpa sepengetahuan sang pemilik. DDT yang mengaku sebagai pengacara Imam berniat membela Imam. Padahal, menurut Mansyur, Imam telah membuat surat pernyataan akan mengembalikan mobil itu pada 10 September lalu.
Setelah lewat batas waktu yang telah dijanjikan, Mansyur pun menanyakan keberadaan mobilnya kepada Imam. Namun, setelah bertemu di Jalan Gajah Mada, Mansyur dan temannya Sodik diancam oleh DDT dengan senjata api laras panjang.
Belakangan diketahui bahwa senjata laras panjang itu adalah milik Mapolresta yang disimpan di ruang penjagaan piket. Belum diketahui bagaimana DDT yang bukan lagi sebagai anggota polisi aktif bisa mengambil senjata tanpa diketahui anggota polisi yang sedang piket.
Seperti biasa, Kapolres Pasuruan AKBP Atih Nursani Purwati tidak memberikan penjelasan terkait hal ini. Keterangan Kasi Propam Ipda Kusmindar, saat ini Propam sudah memeriksa anggota penjagaan yang sedang piket malam itu terkait keteledoran mereka.
Bila terbukti bersalah, mereka akan dikenai sanksi disiplin karena DDT sudah bukan lagi sebagai anggota polisi aktif.
“Penggunaan senjata api merupakan tanggungjawab anggota yang sedang piket,” jelas Kusmindar.
Sedangkan Mansyur yang ditodong dengan senjata laras panjang itu mengaku takut dan merasa terancam jiwanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar