Senin, 10 November 2008

ABS BUKAN AMANAH

Oleh: Ardian Syam


Pasti banyak yang sudah tahu istilah Asal Boss Senang. Laporan yang hanya menyajikan keunggulan kinerja yang direkayasa untuk menjadi laporan yang baik, dapat dikategorikan ABS. Menyampaikan informasi yang direkayasa sehingga terlihat hanya yang dapat memuaskan atasan, dapat dikategorikan ABS. Memilih untuk mengikuti keinginan atasan walaupun berdampak buruk ke perusahaan, juga dapat dikategorikan ABS. Menyembunyikan hal-hal buruk untuk tidak dilaporkan ke atasan, juga berkategori ABS.

Jadi yang sedang kita bahas di sini adalah ABS yang berkonotasi negatif. Beberapa teman pernah ‘memplesetkan’ istilah ABS dengan maksud melaporkan setiap keberhasilan. Yang saya maksud dalam tulisan ini hanya ABS yang melaporkan laporan palsu sehingga bagi atasan seolah-olah tidak ada masalah yang terjadi di organisasi yang dia pimpin.

Beberapa unit organisasi seringkali berusaha menyenangkan atasan dengan memodifikasi laporan sehingga terlihat baik-baik saja. Hanya 2 hal yang mereka dapatkan (1) mereka tidak dimarahi atasan karena performansi yang buruk. (2) mendapatkan bonus karena performansi yang dilaporkan baik padahal secara real performansi mereka buruk.

Sekedar mengingatkan ada hal yang sangat baik dalam laporan yang buruk. Dari laporan yang buruk seluruh pimpinan dalam jalur unit kerja tersebut ke atas akan dengan segera mengetahui kelemahan perusahaan. Dengan laporan yang buruk maka akan segera dapat diketahui di faktor apa saja perbaikan perlu dilakukan. Dengan laporan yang buruk pula dapat ditentukan berapa biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan. Sehingga laporan yang buruk dapat jadi pendamping untuk usulan permintaan penambahan anggaran.

Laporan yang buruk tentang penjualan beberapa jenis produk bahkan dapat menjadi indikasi tentang posisi produk tertentu dalam kurva product life cycle. Sehingga laporan yang buruk ini dapat membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan apakah perusahaan akan terus menjual produk tersebut dengan beberapa perbaikan atau lebih baik produk tersebut tidak dijual lagi.

Pengusulan tambahan anggaran tanpa bukti bahwa memang ada hal yang perlu mendapat perhatian untuk segera diperbaiki, akan menyebabkan pengambil keputusan akan menunda pemberian tambahan anggaran yang diminta. Sehingga bila pengusulan tambahan anggaran bila didampingi oleh laporan yang buruk akan memudahkan pimpinan untuk memberikan tambahan anggaran.

Produk yang sudah mulai decline dalam product life cycle seringkali menyebabkan biaya yang dikeluarkan akan lebih besar dari pendapatan yang dapat diperoleh. Sehingga bila produk tersebut masih tetap dijual perusahaan akan banyak menanggung kerugian. Penghentian penjualan produk tersebut mungkin saja akan menyebabkan biaya yang cukup besar dalam proses pengehentian, tetapi sekaligus juga menghentikan biaya-biaya yang akan terus muncul untuk usaha mempertahankan produk tersebut tetap dapat dijual. Sehingga penghentian produk yang sudah decline akan mempertinggi laba yang dapat diraih perusahaan, berarti laporan yang buruk bahkan dapat meningkatkan laba perusahaan.

Dalam pelaporan keuangan, laporan yang buruk justru menjadi sangat penting. Laporan buruk tentang piutang usaha, dalam arti banyak piutang usaha yang sudah lama tidak tertagih akan menyebabkan perusahaan melakukan beberapa strategi yang cukup tepat untuk penagihan. Di sisi laporan laba rugi piutang akan diindikasikan dengan pendapatan tetapi pendapatan tersebut sama sekali masih semu, karena bila pendapatan tersebut tidak tertagih maka tidak ada uang yang masuk untuk digunakan membayar biaya operasi atau membayar gaji.

Begitu pula laporan yang buruk dalam persediaan barang dagang, dalam arti banyak persediaan yang belum terjual. Hal ini berarti akan muncul banyak biaya untuk penyimpanan, belum lagi resiko yang harus ditanggung karena telah banyak uang yang keluar sementara barang tersebut kemungkinan akan rusak dalam tempat penyimpanan. Dengan laporan yang buruk pimpinan perusahaan dapat mengambil keputusan apakah persediaan yang telah lama disimpan dapat segera dijual walau dengan harga yang rendah, bahkan di bawah biaya produksi agar dapat mengurangi resiko keluar biaya yang lebih besar untuk penyimpanan.

Maka seluruh laporan yang buruk dalam laporan keuangan sangat penting bagi perusahaan karena berarti pimpinan dapat segera mengambil keputusan untuk menyelamatkan keuangan perusahaan.

Posisi yang kita pegang dalam perusahaan berarti 2 hal. (1) Kita memiliki kompetensi dan sekaligus dipercaya untuk menjalankan fungsi yang diharapkan dari posisi tersebut. (2) diberi amanah oleh perusahaan untuk menjalankan fungsi yang diharapkan dari posisi tersebut.

Amanah yang kita emban pada saat kita menduduki posisi tertentu bukan hanya dari perusahaan. Setiap pejabat yang membuat laporan mendapat amanah dari perusahaan untuk menjaga perusahaan tetap menjadi wealth multiplying organization dengan mengusahakan perusahaan mendapatkan sustainable outstanding financial performance. Setelah mendapatkan sustainable outstanding financial performance, berarti perusahaan dapat meningkatkan laba karena berhasil mengambil keputusan yang tepat, maka perusahaan dapat memberikan tambahan penghasilan berupa bonus, jasa produksi, bahkan menaikkan gaji karyawan.

Dengan peningkatan pada penghasilan pribadi kita berarti kita juga sedang meningkatkan pemenuhan kebutuhan utama seluruh anggota keluarga kita, makanan yang baik-sehat-cukup jumlah untuk setiap anggota keluarga, pendidikan yang lebih layak untuk anak-anak, rumah yang lebih sehat dan banyak lagi kebutuhan utama yang sudah dapat kita penuhi karena tambahan penghasilan. Dengan demikian berarti kita juga memegang amanah dari keluarga untuk meningkatkan penghasilan yang akan digunakan untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan utama. Sehingga dengan laporan yang buruk, bahkan kita sedang berusaha menunaikan amanah kita terhadap keluarga.

Padahal dengan berbagai cara dan dari berbagai sisi laporan yang buruk justru akan berakhir pada kebaikan. Dengan melaporkan apa adanya maka kita justru sedang menunaikan banyak amanah yang kita emban. Sedangkan bila kita melaporkan dengan ABS atau laporan yang ada apa-apanya (bukan yang apa adanya) maka kita berarti sedang mengkhianati amanah yang kita emban.

Selain itu, melaporkan apa adanya berarti kita tidak sedang berbohong kepada siapapun, salah satu amanah yang diturunkan SANG PEMILIK KEHIDUPAN kepada kita.

Masih perlukah anda membuat laporan yang ABS?

* Ardian Syam menempuh pendidikan terakhir di Magister Akuntansi, UGM, Yogyakarta, 2004. Saat ini ia bekerja sebagai Financial Analyst di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., Divisi Regional I Sumatera, sekaligus menjadi dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Ardian dapat dihubungi di: ardian.syam@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman