Senin, 20 Oktober 2008

JANGAN PERNAH MAKAN SENDIRI

Oleh: Berny Gomulya

“We have always found that people are most productive in small teams with tight budgets, time lines and the freedom to solve their own problems.”
~ John Rollwagen

“The ability to deal with people is as purchasable to a commodity as sugar of coffee, and I will pay more for that ability than for any other under the sun.”
~ John D. Rockefeller

Dalam perjalanan pulang ke rumah, saya mendengar di salah satu stasiun radio, ada seorang karyawan menelepon. Dia mengeluh bahwa bosnya tidak pernah bisa mengerti perasaannya. Belum juga Sang Coach memberikan masukan terhadap si karyawan, seorang bos menelepon. Kali ini bos tersebut mengeluh karena dia merasa anak buahnya tidak bisa bekerja dengan baik dan tidak bisa bekerja seperti yang ia harapkan.

Ini mengingatkan saya ketika saya bekerja di PT Astra International Tbk, ada seorang kawan yang secara individu sangat hebat, prestasi akademiknya luar biasa, lulus dari perguruan tinggi terkenal dengan summa cum laude, tetapi jenjang kariernya lambat. Apa yang salah dengan dia sehingga kariernya kurang cepat? Ternyata, oleh atasannya dia dinilai tidak bisa bekerja sama dengan orang lain. Dia kurang bisa menghargai pendapat dan keahlian orang lain.

Sahabat yang lain lagi, dengan bakat dan potensi yang luar biasa, mengeluh karena lelah pindah-pindah kerja. Tadinya saya berpikir bahwa dia ingin mencoba tantangan baru di kantor lain. Tetapi setelah mendengar keluh kesahnya, ternyata dia selalu tidak cocok dengan lingkungan kerjanya.

Teman yang lainnya lagi mengeluh sudah empat kali bercerai tetapi tidak juga mendapatkan istri yang cocok. Yang lainnya lagi, sibuk berganti-ganti pacar sebanyak lima kali, tetapi juga belum mendapatkan perempuan yang pas untuk dijadikan istri.

Semua kejadian di atas berbicara mengenai betapa pentingnya menerima perbedaan dan melihat kerja sama sebagai suatu keharusan. Jika motivasi Anda mencari pasangan, entah itu pasangan hidup atau pasangan kerja, mencari orang yang cocok di semua bidang, lupakan saja.

Anda boleh memiliki pendapat berbeda, namun perjalanan hidup saya menunjukkan dukungan yang amat kuat tentang pentingnya bekerja sama. Di perusahaan, hampir tidak pernah saya bertemu pemimpin berhasil tanpa kemampuan bekerja sama dengan orang lain. Di keluarga, tidak pernah saya temukan keluarga bahagia tanpa kesediaan untuk secara sengaja bekerja sama dengan anggota keluarga yang lain.

Ada sebuah cerita tentang seekor kelinci. Dia sedang duduk santai di tepi pantai, tiba tiba datang seekor rubah jantan besar yang hendak memangsanya, lalu kelinci itu berkata: "Kalau memang kamu berani, ayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci. Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang." Sang rubah jantan merasa tertantang, "Di mana pun jadi, masa sih kelinci bisa menang melawan aku?" Mereka pun masuk ke dalam sarang kelinci, Sepuluh menit kemudian sang kelinci keluar sambil menggenggam setangkai paha rubah dan melahapnya dengan nikmat.

Sang kelinci kembali bersantai, sambil memakai kaca mata hitam dan topi pantai, tiba tiba datang seekor serigala besar yang hendak memangsanya, lalu kelinci berkata: "Kalau memang kamu berani, ayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci, yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang." Sang serigala merasa tertantang, "Di mana pun jadi, masa sih kelinci bisa menang melawan aku?" Mereka pun masuk ke dalam sarang kelinci, lima belas menit kemudian sang kelinci keluar sambil menggenggam setangkai paha serigala dan melahapnya dengan nikmat.

Sang Kelinci kembali bersantai, sambil memasang payung pantai dan merebahkan diri di atas pasir, tiba tiba datang seekor beruang besar yang hendak memangsanya, lalu kelinci berkata: "Kalau memang kamu berani, ayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci, yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang." Sang beruang merasa tertantang, "Di mana pun jadi, masa sih kelinci bisa menang melawan aku?" Mereka pun masuk ke dalam sarang kelinci, tiga puluh menit kemudian sang kelinci keluar sambil menggenggam setangkai paha beruang dan melahapnya dengan nikmat.

Pohon kelapa melambai lambai, lembayung senja sudah tiba, habis sudah waktu bersantai, sang kelinci melongok ke dalam lubang kelinci, sambil melambai, "Hai, keluar, sudah sore, besok kita teruskan!" Keluarlah seekor harimau dari lubang itu, sangat besar badannya. Sambil menguap harimau berkata, "Kerjasama kita sukses hari ini, kita makan kenyang, dan saya tidak perlu berlari kencang untuk mengejar mangsa."

Moral dari cerita di atas adalah pemenang selalu berpikir mengenai kerja sama, sementara pecundang selalu berpikir bagaimana menjadi tokoh yang paling berjaya. Untuk membentuk hubungan yang saling menguntungkan, harus ada kerendahan hati dan keikhlasan bekerja sama, meskipun dengan seseorang yang kelihatannya tidak lebih baik dari kita.

Jika dua orang atau lebih, grup atau perusahaan bekerja sama menggunakan bakat dan kemampuan mereka untuk tujuan bersama, maka hasil yang dapat dicapai lebih maksimal. Kerja sama yang produktif adalah ketika senergi tercapai. Itu artinya kombinasi dari energi, sumber daya, bakat, dan usaha adalah lebih besar dari penjumlahan masing-masing bagian; ketika 1+1=3 (atau lebih). Hal yang paling mendasar dalam kerjasama adalah menerima perbedaan dan mentransformasikan perbedaan menjadi kekuatan yang lebih produktif. Sang harimau cerdik tidak bekerja sendirian, dia tidak pernah makan sendirian, tetapi mengajak sang kelinci sebagai satu tim. Hasilnya? Sangat produktif.

Bila Anda ingin lebih produktif, kembangkanlah sikap mau bekerja sama. Jangan pernah makan sendirian.

Tips meningkatkan produktivitas Anda:

1.Mengetahui kekuatan dan kelemahan setiap anggota tim.
2.Menyadari peran setiap anggota tim.
3.Saling menerima perbedaan.
4.Tentukan tujuan dan target yang harus dicapai oleh sebuah tim.
5.Jalin komunikasi yang baik antar anggota tim.[bg]

* Berny Gomulya adalah seorang penulis, pembicara seminar profesional, pelatih personal dan perusahaan dalam bidang productivity dan management system. Ia mendapatkan pengakuan tertinggi dari dunia otomotif internasional sebagai salah satu dari hanya delapan orang Indonesia sebagai Auditor TS 16949:2002 International Automotive Task Force (IATF). Setelah lulus sebagai Sarjana Elektro dan Magister Manajemen dari Universitas Indonesia, dia bekerja di PT Astra International Tbk dan Productivity Standard Board (PSB) di Singapore. Kini, Berny mendirikan sebuah lembaga di bidang personal productivity, organization productivity, dan management system. Berny juga alumnus Workshop SPP “Cara Gampang Menulis Artikel & Buku Bestseller” Angkatan Ke-5 dan dapat dihubungi melalui email ke bernygomulya@yahoo.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman