Selasa, 04 November 2008

Challenge Yourself

Oleh: Ignatius Muk Kuang


Kejadian 1
Seorang salesperson di awal bulan diberi target untuk menjual 10 unit produk oleh atasannya, tapi salesperson tersebut merasa agak sulit menerimanya karena memang kondisi ekonomi yang ada sedang agak tidak stabil. Lalu si salespersonberkata, "Waduh Pak, jualan lagi susah, targetnya jangan besar-besar ya. Lima unit aja deh, Pak. Itu aja syukur sekali bisa terjual 5. Ok, Pak?”

Kejadian 2
Salespersondi awal bulan yang sama diberi target untuk menjual 10 unit oleh atasannya, dan salespersontersebut langsung menerimanya (senang ataupun tidak senang dengan target yang diberikan salespersontetap mengambilnya karena menganggap sebagai bentuk tanggung jawab).

Kejadian 3
Masih di awal bulan yang sama, salespersonyang lain juga diberi target yang sama yaitu menjual sebanyak 10 unit, dan mengambil tanggung jawab yang diberikan oleh atasannya. Tetapi dalam benak salespersonberkata, "Saya seharusnya bisa jual lebih dari 10 unit, target personal saya 12 unit, karena saya optimis bisa menjual lebih banyak."

Ketiga salespersontersebut diberikan sebuah tantangan yang sama, hanya respon yang diberikan berbeda. Ada 3 tipe manusia dalam merespon sebuah tantangan, yaitu:

1. Fear (Takut)
2. Face (Hadapi)
3. Create (Ciptakan)

Banyak orang ketika tantangan diberikan merasa tidak mampu dan akhirnya menurunkan standard yang diberikan. Takut bahwa tantangan tersebut tidak tercapai. Meskipun sudah ada orang yang mempercayai bahwa dia mampu, tapi kepercayaan dirinya belum muncul sehingga lebih memilih untuk tidak mengambil tantangannya. Inilah yang terjadi pada cerita pertama di mana salespersontersebut menawar target yang diberikan agar menjadi lebih kecil.

Tipe manusia yang kedua lebih baik dari yang pertama, karena dia mengambil tantangan yang diberikan, meskipun secara personal tidak terlalu senang tapi tetap akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi targetnya.

Tipe ketiga adalah yang cukup langka dan jauh lebih baik dari semuanya yaitu mereka yang mau menciptakan tantangan dalam hidupnya. Umumnya mereka merasa bisa lebih dari apa yang diberikan. Apakah ini sebuah sikap arogan? Tergantung bagaimana cara pandang orang. Mari lihat dari sisi yang positif. Salesperson pada cerita ketiga tetap menerima target yang diberikan perusahaan, tapi secara pribadi dia juga berhak punya targetnya sendiri, dan luar biasanya dia optimis mampu menjual lebih banyak. Dia merasa dengan menciptakan tantangan dalam diri akan lebih merasa termotivasi dan semakin antusias untuk mengejar target.

Anda termasuk golongan yang mana?

Salam Sukses!

* Ignatius Muk Kuang: Trainer, Speaker (Motivation, Self-Development, Salesmanship, Presentation, Public Speaking) Actively write some articles related to People Development. Email : mukkuang@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman